Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Dr. Hj. Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos., MM |
BANDUNG | BeritaOKI | Ketua Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) sekaligus Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Dr. Hj. Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos., MM mengungkapkan peran kaum hawa sangat penting dalam mengerakkan aktivitas dimasyarakat untuk mendukung pembangunan. Bahkan karena pentingnya disematkan sebutan ibu kota negara/provinsi dan kabupaten/kota
Tanggal 22 Desember merupakan peringatan hari Ibu yang dilakukan sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap peran Perempuan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan dalam semangat pergerakan yang setara dan berkeadilan. Melalui momentum ini, seluruh Perempuan juga diajak untuk terus berkarya, menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri dan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas diri, sehingga bisa berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan Ketua Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jawa Barat ini mengingatkan kembali peran, kontribusi dan jasa-jasa kaum perempuan Indonesia, seperti yang sudah dilakukan pendahulu kita, dimana berdasarkan sejarahnya.
Oleh karena itu para perempuan Indonesia untuk terus berkarya, untuk terus bersemangat dan bekerja keras untuk dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan Indonesia. Karena ditangan perempuan Indonesia lah seluruh anak bangsa yang merupakan generasi penerus akan dapat memberikan kontribusinya juga bagi kemajuan Indonesia,
Menurut srikandi partai berlambang banteng moncong putih ini walaupun ibu-ibu masih melaksanakan kewajibannya memberikan ASI kepada putra-putrinya namun juga ibu-ibu juga mempunyai kewajiban untuk tetap melaksanakan tugasnya. jadi seiring seirama semua kewajiban itu dapat dilaksanakan bersama.
Ditambahkan wakil rajkyat dari Daerah Pemilihan XI meliputi abupaten Sumedang,Majalengka dan Subang/SMS, saat ini di era digital semakin terlihat peran perempuan dan tidak bisa dianggap remeh. Hal ini tidak terlepas dari akses atau kesempatan yang luas bagi kaum perempuan dalam berbagai aspek.
“Yang pasti, momentum hari ibu harus dijadikan support bagi kaum perempuan untuk dapat mandiri, berdaya dan ikut terlibat dalam pembangunan serta kemajuan bangsa seiring kemajuan zaman.sudah banyak kaum perempuan yang memiliki peran atau posisi penting di tataran pemerintahan seperti Ketua DPR RI,Ibu Puan Maharani dan Mentri Keuangan Ibu Sri Mulyani dan yang lainnya setara kaum laki-laki, apa pun peran yang disandang perempuan wajib kita hormati dan kita jaga agar mereka selalu memiliki kontribusi dalam proses perencanaan pembangunan.
Meski demikian, tampaknya perjuangan kaum perempuan masih belum selesai yaitu memutus mata rantai kekerasan berbasis gender dan memiliki tantangan mereduksi “mitos” sebagai makhluk inferior (lemah).
Masih banyak menghadapi persoalan yang membelenggu kaum perempuan.Mulai dari KDRT, hingga masalah perdagangan orang (human trafficking), dan kerentanan perempuan sebagai korban kekerasan.
Hadirnya aturan perundang-undangan seperti UU P-KDRT 2004 sampai dengan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) no. 12 tahun 2022 yang sudah disahkan oleh DPR RI, kemudian Perda penyelenggaraan perlindungan anak dan perempuan memang menjadi tambahan kekuatan bagi perempuan agar mampu melepaskan diri dari belenggu sistem patriarki, yaitu sistem yang menganggap bahwa laki-laki lebih berkuasa atau berwenang daripada perempuan.
Tete sapaan akrab Ineu Purwadewi Sundari, mengajak kaum perempuan dan para generasi penerus bangsa untuk menggelorakan dan mengisi pembangunan semaksimal mungkin,tuturnya seraya menambahkan Perempuan berdaya adalah perempuan yang memiliki kekuatan dan tangguh untuk melakukan hal-hal positif,pungkas peraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran ini.(Rid/AdPar)
“Yang pasti, momentum hari ibu harus dijadikan support bagi kaum perempuan untuk dapat mandiri, berdaya dan ikut terlibat dalam pembangunan serta kemajuan bangsa seiring kemajuan zaman.sudah banyak kaum perempuan yang memiliki peran atau posisi penting di tataran pemerintahan seperti Ketua DPR RI,Ibu Puan Maharani dan Mentri Keuangan Ibu Sri Mulyani dan yang lainnya setara kaum laki-laki, apa pun peran yang disandang perempuan wajib kita hormati dan kita jaga agar mereka selalu memiliki kontribusi dalam proses perencanaan pembangunan.
Meski demikian, tampaknya perjuangan kaum perempuan masih belum selesai yaitu memutus mata rantai kekerasan berbasis gender dan memiliki tantangan mereduksi “mitos” sebagai makhluk inferior (lemah).
Masih banyak menghadapi persoalan yang membelenggu kaum perempuan.Mulai dari KDRT, hingga masalah perdagangan orang (human trafficking), dan kerentanan perempuan sebagai korban kekerasan.
Hadirnya aturan perundang-undangan seperti UU P-KDRT 2004 sampai dengan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) no. 12 tahun 2022 yang sudah disahkan oleh DPR RI, kemudian Perda penyelenggaraan perlindungan anak dan perempuan memang menjadi tambahan kekuatan bagi perempuan agar mampu melepaskan diri dari belenggu sistem patriarki, yaitu sistem yang menganggap bahwa laki-laki lebih berkuasa atau berwenang daripada perempuan.
Tete sapaan akrab Ineu Purwadewi Sundari, mengajak kaum perempuan dan para generasi penerus bangsa untuk menggelorakan dan mengisi pembangunan semaksimal mungkin,tuturnya seraya menambahkan Perempuan berdaya adalah perempuan yang memiliki kekuatan dan tangguh untuk melakukan hal-hal positif,pungkas peraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran ini.(dbs)