foto:detikcom |
JAKARTA UTARA | BERITAOKI.COM | Ruko yang melanggar aturan di Pluit Karang Niaga, Penjaringan, Jakarta Utara, akhirnya dibongkar. Pembongkaran dilakukan oleh 200 petugas gabungan dari Satpol PP Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakut, berbagai Suku Dinas, serta TNI dan Polri.
Bata beton di badan jalan dihancurkan, kanopi dipotong, dan bak kontrol dibuka paksa agar air hujan terserap.
Sebelumnya, pemilik ruko sudah diberikan waktu 4 hari untuk membongkar sendiri. Tapi, mereka tidak melakukannya dengan alasan weekend.
Anehnya, pemilik ruko malah protes kepada Ketua RT 011/RW03 Pluit Riang Prasetya yang pertama kali menyoroti masalah ini hingga viral.
Mereka mengatakan cuma ingin mencari nafkah dengan berdagang.
"Warga yang mana protes kalau di sini banjir? Silakan tanya ke Ketua RT," kata pemilik ruko Boedi Wijaya.
Menurut para pemilik ruko, Ketua RT tidak pernah mengajak musyawarah terkait bangunan mereka. Bahkan warga di sana juga tidak pernah bertemu dengan Riang Prasetya yang sudah menjabat Ketua RT selama empat periode itu.
Pemilik ruko beralasan bak kontrol saluran air sudah sejak lama dibuat pemilik ruko karena memperhitungkan di sana banyak penjual makanan dan minuman.
Para pemilik ruko yang menjual makanan dan minuman khawatir menguar bau kurang sedap dari dalam saluran air, yang mengurangi kenyamanan konsumen.
Mereka juga khawatir dengan adanya kecoa, tikus, dan hewan kotor lainnya sampai muncul dari dalam saluran air.
Maka dari itu, warga membuat bak kontrol secara swadaya, supaya air tetap bisa meresap dan apa pun yang berasal dari dalam saluran air tidak keluar ke permukaan.
Pemilik ruko dan karyawan juga menggeruduk rumah Riang Prasetya untuk protes. Mereka merasa rezeki mereka dirampas karena tidak bisa lagi bekerja gara-gara pembongkaran.
Padahal, yang dibongkar adalah saluran air dan bahu jalan, bukan dilarang melakukan usaha. Ketua RT Riang Prasetya mengatakan warga seharusnya menyikapi penertiban yang dilakukan pemerintah secara bijak.
Riang meminta pemilik ruko instrospeksi, bukan malah membuat kesalahan baru.