BENGKULU | BERITAOKI.COM | Untuk menjaga lingkungan wajib kita tanamkan sejak dini. Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, dan masalah mengenai rusaknya lingkungan. Hal ini bukan merupakan masalah yang baru lagi. Bagaimana tidak, masalah ini tidak luput dari peran pemerintah dan masyarakat yang harus berdampingan menjaga lingkungan kita ini.
Menurut Taufik
Siregar Kepala Balai BPDASHL Ketahun Bengkulu, lingkungan merupakan tempat
tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk manusia, hewan, dan
tumbuhan, karena itu kelestarian lingkungan sangat penting bagi keberlangsungan
hidup.
“Apabila
lingkungan tidak ada, maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan
hidup. Namun, sekarang lingkungan mengalami kerusakan. Itu semua akibat ulah
dari manusia yang tidak bertanggung jawab” ujar Taufik saat dihubungi media ini
(8/2/2022).
Dikatakannya,
seperti menebang pohon secara liar yang tidak diselingi dengan penanaman pohon
kembali sehingga hutan menjadi gundul dan tanah tidak dapat menyerap air,
bahkan pohon tidak dapat menghirup karbondioksida diudara, sedangkan lahan
basah yang berfungsi sebagai sumber pemurni air memiliki banyak peran penting
untuk mengurangi perubahan iklim.
“Ulah
manusia tersebut dapat berakibat fatal, mereka berani mengatasnamakan bisnis
dan mengesampingkan lingkungan tanpa memikirkan anak cucu mereka kelak. Mungkin
berbuat itu sangat mudah tapi kalau mengembalikannya seperti semula sangat
sulit.” tuturnya
Oleh sebab
itu, agar bencana alam tidak terulang terus-menerus, kita sebagai manusia yang
hidup dimuka bumi dengan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya kita berterima
kasih kepada Tuhan dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan. Mulai dari
sekarang marilah kita membenahi lingkungan kita.
Ia
menambahkan, menjaga dan melestarikan alam merupakan tugas kita bersama, namun,
beberapa tahun belakang ini, tingkat kritis lahan semakin bertambah. Hal ini tentunya memperihatinkan,
sehingga tidak mengherankan sering terjadi bencana alam, baik berupa tanah
lonsor dan banjir.
“Bertambahnya
lahan kritis tentunya tidak terlepas dari ulah segelintir manusia perambak
hutan dan pembukaan hutan, sehingga membabat dan merusak lingkungan. Lahan
hutan lindung dialih fungsikan menjadi perkebunan dan pertanian, bahkan menjadi
perumahan.” Katanya menambahkan
Kondisi
lahan kritis tidak cukup hanya merasa perihatin tetapi harus ada aksi nyata
dalam mengatasi lahan kritis. Yaitu harus melakukan reboisasi dengan berbagai
tanaman keras dan tanaman produksi.
Untuk itu,
kita harus saling mendorong menjaga lingkungan agar tetap asri melalui gerakan
menanam pohon/merehabilitasi lahan dan hutan kritis.
Selain menanam
pohon, kita berharap kiranya pemerintah agar tidak mudah mengeluarkan ijin
untuk alih fungsi lahan. Memang tidak mudah membangun kesadaran dan kepedulian
masyarakat dalam membangun ekosistem atau lingkungan yang ramah terhadap
kehidupan dan jauh dari bencana. Namun, mari kita bersama-sama berkontribiusi
ikut berperan aktif menghijaukan dan menanam pohon-pohon keras kehutanan guna
mengembalikan fungsi hutan. Harapnya. (dd/red)