JAKARTA | BERITAOKI.COM | Jika kita mencari tahu atau berselancar di internet tentang musik pada era 80an akhir dan 90an akhir, kita mungkin akan dipertemukan dengan album-album kompilasi musik. Pada era 80an akhir, industri musik Indonesia mengenal album “10 Bintang Nusantara 1 dan 2”. Kedua album kompilasi tersebut diisi oleh 10 lagu dari 10 grup musik terpilih. Lewat kedua album tersebut, kita pun dapat mengenal dua grup musik legendaris, yakni KLa Project dan Kahitna. 10 tahun kemudian, ada lagi album “Indie Ten” yang memperkenalkan nama Padi, Cokelat, dan juga Caffeine. Berkelana 1 tahun lagi, kita bertemu dengan album “10 Fresh Hits NAH!” yang menghadirkan Once dan Tere.
Namun, kompilasi-kompilasi tersebut mungkin bisa jadi hadir dikarenakan keadaan industri musik yang belum seperti sekarang dimana kegiatan merilis karya musik tidak semudah masa ini. Maka dari itu hadirlah opsi seperti itu yang kemudian menghadirkan beberapa musisi besar. Karena kompilasi-kompilasi yang cukup menjanjikan itu, tercetuslah ide awal dari Kompilasi Rakyat vol. 1 dari salah satu media musik Igun Sudarmono (@igunsudarmono).
Dengan membawa semangat dan ide ini, Igun Sudarmono pun berdiskusi dengan tiga media lainnya, yakni MusicVibe, Folkslokal, dan Band Temen Loe yang akhirnya berkolaborasi melahirkan kompilasi ini. Kolaborasi dari keempat media tersebut menjadi salah satu strategi yang bagus untuk mencapai tujuan kompilasi ini, yakni mengangkat lagu-lagu baru dari para musisi peserta menjadi lebih luas dikenal dan diterima.
Kompilasi Rakyat vol. 1 pun akhirnya tercipta dengan mengajak 11 musisi pilihan keempat media. Proses pemilihannya cukup terbilang mudah dimana keempat media mengajak beberapa artis yang memiliki gaya bermusik tidak berbeda jauh dari ideologi para media penyelenggara. Hal ini juga dilakukan untuk mempermudah dalam membuat tracklist Kompilasi Rakyat vol. 1.
Kompilasi ini pun dibuka dengan cukup ceria dari kolaborasi Rasyiqa dan Vintonic yang mengaransemen ulang lagu “Reckless” menjadi bernuansa tahun 80an. Dilanjut dengan lagu lembut milik Agustin Oendari berjudul “Angel From A Dream” yang kemudian disambung tembang manis Cellosux dengan single lamanya berjudul “Oh Mary”.
Lagu keempat dari kompilasi ini dilahirkan dari musisi yang baru aja merilis album terbarunya, yakni Sekaranggi. Sekaranggi mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang baru dengan lagu berjudul “It’s Hard To Be Me”, bersebelahan dengan karya terbaru dari Rio Satrio, musisi asal Kalimantan yang paling terakhir bergabung dengan Kompilasi Rakyat vol. 1. Rio Satrio menghadirkan lagu berjudul “Jellyfish” lembut dalam balutan petikan gitar akustik yang mendominasi. Larut dalam vokal Rio Satrio, pendengar semakin dibawa lebih nyaman ketika mendengar “Lautan Harap” dari Dialog Senja.
Enam lagu dirasa tidak cukup untuk disajikan oleh Kompilasi Rakyat vol. 1 kepada industri musik Indonesia. Tiga lagu berikutnya adalah karya kolaboratif yang menarik. Dimulai dari Kiarakelana yang mengajak Seruni Puti untuk menyempurnakan lagu “Berdenyut”, single terbaru dari Layung Temaram bersama dengan Lisa Tam di lagu berjudul “Lisa”, dan lagu pengantar tidur dari Meda Kawu dan Vira Talisa yang sangat adem dengan judul “Sweet Dream, Sweet Little Things”.
11 lagu yang dijamin akan membuat pendengarnya terasa nyaman ini akan dirilis pada tanggal 17 November 2021. Semua lagu akan dapat ditemukan di playlist Kompilasi Rakyat vol. 1 di akun Spotify Igun Sudarmono, atau dapat kalian temukan di diskografi setiap artis! (rls/red)